Lapangan Merdeka Medan, dibangun pada masa penjajahan Belanda. Pemerintah Belanda bermaksud membuat sebuah distrik yang di sebut Esplanade. Kawasan yang dulunya berupa rawa pun disulap menjadi sebuah distrik.
Lapangan Merdeka sebelumnya bernama Medan Esplanade. Esplanade dimaksudkan menjadi titik sumbu seluruh bangunan di sekelilingnya. Maka di sekitar titik sumbu ini mulailah dibangun De Javasche (Bank Indonesia), Stasiun Kereta Api, Kantor Perhubungan Udara (Kantor Pos Sekarang), Hotele De Boer (Hotel Dharma Deli Sekarang) dan Balai Kota (Old City Hall).
Mirip dengan kegiatan yang kita lakukan sekarang di Lapangan Merdeka. Pemerintah Belanja juga menyelenggarakan kegiatan-kegiatan massal di Lapangan Merdeka (Medan Esplanade), seperti Pawai Miniatur Perahu, Pasar Malam dan Sepak Bola.
Medan Esplanade mulai berganti nama sejak diproklamasikannya kemerdekaan Republik Indonesia. Di lapangan ini dikibarkan bendera merah putih, diabadikan menjadi momen penting yang sekarang masih ada, dan disebutlah lapangan ini menjadi Lapangan Merdeka.
Mengingat dulunya kawasan lapangan merdeka adalah kawasan rawa, maka tentu tidak heran lapangan ini merupakan kawasan dataran rendah yang menjadi titik kumpulnya air secara alami, maka beberapa waktu juga kita sering menyaksikan lapangan merdeka mengalami kebanjiran.
Keunikan Esplanade pada waktu awal ada dua hal. Pertama, pola sirkulasi yang fleksibel sehingga menciptakan alur yang menarik bila dilihat dari udara. Kedua, keberadaan pohon di tengah lapangan sebagai titik aksis yang membagi bidang bangunan di sekelilingnya. Namun sekarang kedua keunikan tersebut telah tergantikan oleh kehadiran bangunan semi permanen komersil dan rencana kawasan parkir dari penggusuran kedai buku.
Sumber : Disadur kembali dari tulisan Edy Saputra (edysaputrayu@gmail.com)
0 komentar:
Posting Komentar
Sangat berterima kasih jika anda memberikan kritik, saran dan pendapat melalui kolom komentar.
Jangan lupa infokan juga tentang tempat wisata yang belum disajikan di blog ini.